CERPEN: MASA KECIL PLONK


Disini saya akan menceritakan masa kecil saya, yang bisa dibilang pas-pasan. Keluarga saya bisa dibilang tidak mampu. Pekerjaan mereka, yaitu berjualan di pasar. Saya lebih sering pergi kepasar untuk membantu berjualan di saat tidak sekolah.

Teman sekolah saya sangat banyak. Dari SD, SMP, SMA. Ini dikarenakan prinsip saya; mereka bisa menghubungkan anda dengan yang lainnya, semacam koneksi yang khusus. Dan, hal ini pun terbukti benar adanya. Salah satu teman saya, Fredrik, memiliki koneksi dengan alm. Tuan Ariadi.

Nilai sekolah saya juga bagus. Motivasi dari orangtua adalah salah satu faktornya. Dan, melihat kondisi keluarga yang seperti ini, membantu saya. Sukur-sukur dapet beasiswa.

Di saat membantu orang tua, setiap ada tugas, langsung dikerjakan. Ini terjadi sampai 12 tahun kemudian, dimana ayah saya menyuruh saya membawa sayur-sayuran tersebut dengan mobilnya. Reaksi saya pertama kalinya? Saya pernah bilang tidak bisa, nanti takut ditilang. Tetapi ayah saya berkata, saya dampingi. Toh lama-kelamaan pun bisa.

Reaksi orang-orang sangat keheranan. Tapi, saya tetap turuti saja perkataan ayah saya, dimana “kau tidak akan bisa jika tidak belajar melakukannya”. Disini saya belajar disiplin, tidak peduli apa yang orang lain katakan.

Jujur saja, beberapa tahun pertama, saya sangat gugup mengerjakannya. Banyak masalah yang terjadi pada saat saya mengemudikannya. Akhirnya ayah saya pun berkata, “Jika ada masalah, katakan saja. Nanti dibantu.”

Pernah suatu ketika, ban mobil pikap ayah saya tiba-tiba meletus. Saya pun kaget dan menepi. Saya beritahu ayah saya, bannya hancur. Akhirnya saya pun mengambil dongkrak, dan mengencangkan bannya.

Sampai umur saya 17, saya membantu ayah saya berjualan. Di umur 17, saya sudah mulai membawa 
pikap tersebut untuk balapan. Secara sembunyi-sembunyi. Mula-mulanya tidak ketahuan, akan tetapi saya kepergok ayah saya. Saya ditanyakan, dan jujur saja, saya bilang balapan. Ayah saya sempat terdiam sembari memikirkan “bagaimana saya bawa sayurnya yak?”. Ia sempat marah, tetapi beruntung, ia akhirnya tenang kembali dengan dua syarat: Jangan sampai rusak, dan jangan sampai tertangkap. Bayangkan jika saya kabur begitu saja.

Saat itu pula, saya bertemu dengan Fredrik. Dia yang membantu saya untuk balapan liar ini. Disaat ia melihat mobil ayah saya, dia sempat dibuat geleng-geleng kepala karena mobilnya ini adalah mobil pikap yang tidak bisa berlari kencang.
Tetapi, ia menawarkan korekan mesin mobil tersebut, yang saya rasa cukup membantu. Walhasil, mobil pikapnya menjadi lebih kencang, saking kencangnya bisa buat ayah saya kaget!

Sudah, sampai sini saja dulu. Nanti saya bahas tentang tentang perjalanan saya kedepan. Bye.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan, entah itu plot, nama karakter, dan lainnya, dianggap sebagai ketidaksengajaan semata!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

In depth review of Chinesium "Bulldozer" H55 Board (ZX-H55M V1.41) / Review mendalam mobo cina "Bulldozer" H55 (ZX-H55M V1.41)

Hanmi Micronics/Micronics

Download NFS Carbon and Underground 1 arcade version